Sebagai orang Indonesia, tentu saja Anda pernah mendengar beberapa hal tentang pelagi Jogja di Borobudur, kan? Festival tersebut seringkali diselenggarakan di sebuah Candi, bernama Candi Borobudur, tepatnya di Jawa Tengah. Dengan adanya acara inilah seringkali membuat para wisatawan lokal dan mancanegara menjadi semakin tertarik. Festival ini biasanya digelar sebagai cara untuk merayakan hari besar untuk umat agama Budha, yaitu acara Waisak. Banyak wisatawan yang bukan dari agama Budha pun bisanya turut serta menerbangkan lampu tersebut bersama dengan jutaan orang Budha yang sedang beribadah di Candi tersebut. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, dari manakah asal usul dari lampion tersebut? inilah asal usul dari pembuatan lampion, antara lain:
Pada dasarnya pembuat lampion karakter ini sebenarnya sudah ada dari zaman negeri tirai bambu, yaitu di negara China. Saat itu, di daerah China, bernama Khungmin, lampion terbang tersebut telah diciptakan ketika ada perang Samkok, yaitu sebuah perang three kingdom. Ketiga kerajaan tersebut bernama Wei, Wu, dan Shu di China di tahun 222 sampai dengan 265. Saat itulah, perdana menterni Shu dengan nama Chu Ko Kungmin yang merupakan penemu dari lantera terbang inilah mendesain lampion ini seperti topi yang kemudian digunakan oleh perdana menteri Chu tersebut. karena itulah, tak heran bila lentera terbang itu juga seringkali disebut dengan Kong Ming Lantern. Meskipun pada awalnya perdana menteri Kungming tersebut menggunakan lampion ini sebagai transmisi rahasia militer di masa perang, hingga suatu saat Kungming telah dijadikan sebagai tawanan musuh dan kemudian terisolasi pada suatu tempat. Hingga kemudian Kungmin tersebut menerbangkan lampion tersebut untuk memberikan informasi untuk prajuritnya di luar kota supaya bisa membebaskannya dari tawanan musuh. Dari sinilah, lentera ini sering dijadikan sebagai alat komunikasi untuk mata – mata. Sementara itu, pada saat Dinasti Ching, masyarakat Shifenliao menggunakan lentera ini untuk mengirimkan sinyal. Karena banyak penduduk yang bersembunyi di area pegunungnan untuk terhindar dari perampok yang sering merampok hasil panen mereka. karena itulah mereka menggunakannya untuk melawan rampok, hingga kemudian penggunaan berkembang menjadi acara besar.